Friday, December 26, 2014

Budidaya Rumput Laut

          Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat menjanjikan, hal tersebut dikarenakan rumput laut tidak membutuhkan pakan ikan. Berbeda dengan komoditas perikanan lain seperti ikan air bersirip maupun udang, yang mana biaya pakan merupakan 70% dari total biaya usaha perikanan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi rumput laut yang tertinggi didunia. Terutama untuk jenis Eucheuma cotonii dan Spinosum sp.
          Perawatan rumput laut pun sangat mudah yaitu hanya dengan membersihkan thalus atau batang rumput laut dari debu-debu yang terbawa oleh air laut. Masa pemeliharaannya pun cukup singkat yaitu 45 hingga 60 hari, tergantung dari berat awal tebarnya. Hal ini menyebabkan rumput laut menjadi komoditas yang membuat Indonesia memiliki peringkat 5 besar dalam budidaya rumput laut terbesar di dunia.
          Berikut informasi mengenai metode budidaya rumput laut, rumput laut yang umum dibudidayakan di Indonesia, hingga teknik budidaya rumput laut.


Metode Budidaya Rumput Laut
       Budidaya rumput laut dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode lepas dasar dan metode long line. Kedua metode tersebut dilakukan sesuai dengan keinginan pembudidaya masing-masing, tetapi kedua metode tersebut memiliki keuntungan dan kerugian.

1.     Metode Lepas dasar
Metode lepas dasar adalah metode yang digunakan untuk budidaya rumput laut dengan jarak yang dekat dengan pantai. Menggunakan patok-patok disetiap sudut dengan membentuk persegi atau persegi panjang, dengan mengikatkan tali utama yang didalamnya telah dipasang rumput laut setiap 25 cm. Keuntungannya adalah modal tidak terlalu besar, dapat dijangkau dengan mudah karena lokasi budidaya tidak terlalu dalam, dimana ketinggian air yaitu 50-100 cm dari dasar. Kerugiannya adalah butuh penjagaan yang cukup ketat, karena dikhawatirkan terjadi kehilangan. Berikut gambar metode lepas dasar :

1.     Metode Long Line
Metode long line adalah metode budidaya rumput laut dengan jarak yang cukup jauh dari pantai. Menggunakan jangkar guna pemberat agar tali yang digunakan tidak terbawa oleh arus air laut. Jangkar atau pemberat diikat disetiap sudut, dengan membentuk persegi panjang, hanya bentuk persegi panjang (karena itu disebut long line yang artinya garis yang panjang). Metode ini memiliki keuntungan dan kerugian, keuntungannya adalah tidak mudah dicuri orang karena berada di jarak yang cukup jauh dengan pantai. Kerugiannya adalah untuk menggunakan metode ini dibutuhkan modal yang cukup besar, karena pembudidaya harus memiliki sebuah kapal kecil untuk menanam dan memanen rumput laut, dan juga wilayah yang digunakan kemungkinan digunakan oleh nelayan untuk menjaring ikan dan kemungkinan akan dilewati oleh kapal lainnya yang menyebabkan putusnya tali utama budidaya, sehingga harus dibuat sebuah tanda. Berikut gambar metode long line :


Jenis rumput laut yang umum dibudidayakan di Indonesia terdapat 3 (tiga) jenis, yaitu :
  • Eucheuma cotonii
Jenis rumput laut ini yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia, dibanding dengan jenis lainnya. Jenis rumput laut ini biasa dibudidayakan dengan menggunakan metode Long Line juga terkadang dibudidayakan dengan metode lepas dasar. Bentuk rumput laut ini berupa rangkaian batang panjang dan cukup besar serta kuat, biasanya berwarna cokelat, atau kuning kehijauan. Berikut gambarnya :




  • Eucheuma spinosum
Jenis rumput laut ini juga banyak dibudidayakan di Indonesia, kebanyakan dibudidayakan dengan metode lepas dasar, hal tersebut dikarenakan batang yang cukup rapuh dari rumput laut ini. Bentuk rumput laut ini tidak beda jauh dengan rumput laut cotonii, hanya saja batang spinosum lebih rimbun dan lebih kecil serta batangnya juga dipenuhi duri-duri kecil. Berikut gambarnya :



  • Gracilaria verrucosa
Jenis rumput laut ini adalah salah satu jenis yang cukup kecil bentuknya. Gracilaria berbeda dengan cotonii dan spinosum, karena gracilaria dapat dibudidayakan ditambak. Metode budidaya yang biasa selalu digunakan yaitu polikultur. Budidaya yang didalamnya terdapat lebih dari satu komoditas. Gracilaria biasa dibudiayakan bersama dengan bandeng dan udang windu. Berikut gambarnya :



  • Sargassum
Untuk rumput laut jenis sargassum ini masih belum banyak dibudidayakan di Indonesia. Rumput laut ini cukup mengandung banyak zat alginat, dibeberapa daerah di Indonesia sargassum ini digunakan sebagai bahan pangan. Berikut gambarnya :


Hama dan Penyakit pada Rumput Laut

  • Hama
Hama yang menyerang rumput laut biasanya adalah penyu serta hewan lain yang bersifat herbivore.

  • Penyakit
Penyakit yang menyerang rumput laut adalah Ice-ice. Penyakit tersebut biasanya disebabkan oleh suhu air, serta tingkat kadar garam laut (salinitas). Salinitas yang berubah karena adanya hujan atau lokasi budidaya yang dekat dengan muara laut, sehingga rumput laut dapat terkena penyakit ini. Gejala yang dialami rumput laut bila terkena penyakit ini adalah terdapat warna putih pada batang rumput laut yang menyebabkan bagian tersebut rapuh dan patah.



SILAHKAN MENCOBA